Sabtu, 20 Oktober 2012

0 Analisa Air, Makanan, dan Minuman ( Pemilihan Lokasi Pengambilan Contoh)


Pemilihan lokasi pengambilan contoh

  1. Dasar pertimbangan
tahap : mengumpulan data mengenai keadaan lingkungan, karakteristik dan pemanfaatan sumber air
Tiga dasar yang perlu dipertimbangkan :
      Kualitas air sebelum adanya pengaruh kegiatan manusia  
      Pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas air dan pengaruhnya untuk pemanfaatan trtentu
       Sumber-sumber pencemaran
B. Perencanaan lokasi pengambilan contoh
v   Pertimbangan kegunaan data
Tahap pertama : mengetahui kegunaan data kualitas air yang akan dipantau
Kegunaan :
      sumber informasi mengenai potensi kualitas
      penyelidikan dan pengkajian pengaruh lingkungan terhadap kualitas air dan pencemaran air;
      sumber data untuk keperluan penelitian;
      perlindungan terhadap pemakai;
      pengawasan terjadinya kasus pencemaran
      pertimbangan beban pencemaran yang dibuang
v   Pertimbangan pemanfaatan sumber air
Di lokasi-lokasi yang kualitas airnya sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan tertentu dan lokasi beresiko tinggi diperlukan pemantauan kualitas air yang dilakukan secara intensif.         
v   Pertimbangan sarana pengambilan contoh
            Sarana yg dapat dimanfaatkan:
            - Jembatan
            - Pos pengukur debit air
            - Bendung
v   Penentuan lokasi pengambilan contoh
      Lokasi pengambilan contoh ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat diketahui kualitas air alamiah dan perubahan kualitas air yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
      Untuk perlindungan terhadap pemakai sumber air, diperlukan lokasi pengukuran pada setiap pemanfaatan sumber air


NEXT - Analisa Air, Makanan, dan Minuman ( Pemilihan Lokasi Pengambilan Contoh)

0 Freeman Sheldon Syndrome


Freeman-Sheldon Sindrom


Freeman-Sheldon Sindrom (FSS) di sebut juga Whistling face (wajah bersiul), arthrogryposis tipe 2A distal (DA2A), displasia craniocarpotarsal (atau distrofi), Cranio-Carpo-tarsal sindrom, Windmill-Vane-tangan sindrom. Ini merupakan kasus yang sangat jarang yang disebabkan kelainan kongenital yang ditandai dengan wajah dismorfik disertai kelainan tulang dan kontraktur sendi. Freeman-Sheldon sindrom dapat disebabkan oleh mutasi pada gen MYH3. Gen MYH3 menyediakan instruksi untuk membuat protein yang disebut embrio otot skeletal myosin rantai berat 3. Mutasi gen yang menyebabkan MYH3 Freeman-Sheldon sindrom kemungkinan mengganggu fungsi otot rangka embrio myosin rantai berat 3 protein, mengurangi kemampuan sel otot janin.

Diagnosis
Diagnosis FSS ditegakkan hanya berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik ; wajah yang khas / dismorfik di sertai kelainan tulang dan kontraktur sendi dengan wajah yang spesifik.

Gejala Klinik
Ada 3 kelainan dasar yang khas pada FS : microstomia dengan bibir bersiul, camptodactily dengan deviasi tulang ulna dan talipes equinovarus. Kelainan wajah yang sangat khas, kening menonjol seperti tanduk, mata cekung / terbenam, telecanthus, hidung pendek dan lobang hidung kecil, palatum tinggi dan mikros tomia dan mikro glossia. Jaringan ikat muka kontraktur menyebabkan muka seperti orang bersiul. Dispagia, gagal tumbuh, keterlambatan perkembangan dan kesukaran bernapas disebabkan kelainan struktur oroparing dan saluran napas atas sering terjadi. Deformitas tangan sering terjadi ; deviasi jari kelingking, hipoplasia ibu jari tangan dan kontraktur antara jari-jari. Sering terjadi mental retardasi jika terjadi kelainan pada susunan saraf pusat. Pasien FSS biasanya bicara gagap, sering di anggap hipoacusis.

Referensi
repository.unand.ac.id
http://ghr.nlm.nih.gov/condition/freeman-sheldon-syndrome


NEXT - Freeman Sheldon Syndrome

0 Cat Eye Syndrome


Cat Eye Syndrome






Cat Eye Syndrome adalah suatu kondisi jarang yang disebabkan oleh lengan pendek (p) dan bagian kecil dari lengan panjang (q) dari kromosom manusia 22 yang menjadi tiga (trisomi) atau empat (tetrasomic) bukan biasanya dua kali. Istilah "Cat Eye Syndrome" muncul karena adanya penampilan tertentu dari colobomas vertikal di mata beberapa pasien. Namun, lebih dari setengah dari pasien Cat Eye Syndrome tidak memiliki sifat ini.

Genetika
Penambahan 22 kromosom biasanya timbul secara spontan. Ini kemungkinan berasal dari keturunan dan orang tua yang mungkin tidak menunjukkan gejala fenotipe dari sindrom ini.
Daerah kromosom
yang termasuk dalam Syndrome Eye Cat "daerah kritis" adalah 22pter → Q11.
Cat eye syndrome juga disebut :
·      Chromosome 22, Inverted Duplication (22pter-22q11)
·      Chromosome 22, Partial Tetrasomy (22pter-22q11)
·      Chromosome 22, Partial Trisomy (22pter-22q11)
·      Schmid-Fraccaro Syndrome
Karakteristik                          

Abnormal obstruction pada anus
Unilateral atau bilateral iris coloboma
Downward-slanting Palpebral fissures (bukaan antara kelopak mata atas dan bawah)
Cardiac defects
Short stature
Masalah Scoliosis/Skeletal
Keterbelakangan mental
 Micrognathia (rahang kecil)
Hernia
Langit-langit yg terbelah
Malformasi jarang dapat mempengaruhi hampir setiap organ

Diagnosis

Bayi lahir dengan beberapa keanehan yang meliputi kecerdasan agak terganggu, gangguan jantung, gangguan ginjal, perawakan pendek, dan - jarang - tidak adanya pembukaan dubur. Penyakit langka ini dibedakan dengan melihat retina, iris atau jaringan lain pada mata. Iris yang cacat ini membuatnya tampak mirip dengan kucing. Diagonis biasanya berdasarkan pada gejala yang timbul. Pengujian genetik dapat menunjukkan adanya cacat genetik tertentu dalam kromosom 22 (tiga kali lipat atau empat kali lipat dari bagian kromosom) yang berhubungan dengan sindrom.

Pengobatan
Pengobatan Cat Eye Syndrome berfokus pada gejala individu yang dimiliki. Beberapa anak mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki cacat lahir pada anus atau jantung. Harapan hidup tidak berkurang secara signifikan pada individu-individu yang tidak memiliki masalah yang mengacam jiwanya (misal cacat jantung yang berat).

Referensi
en.wikipedia.org/wiki/Cat_eye_syndrome
http://rarediseases.about.com/od/chromosomedisorders/a/cateyesyndrome.html


NEXT - Cat Eye Syndrome

3 BOD dan COD


BOD DAN COD SEBAGAI PARAMETER PENCEMARAN AIR
DAN BAKU MUTU AIR LIMBAH


Pengertian BOD dan COD

BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik. Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter). BOD dapat diartikan sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
Sedangkan COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air.Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit diurai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.

Metode pengukuran BOD dan COD

Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20ºC) yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOi dan DO5 (DOi - DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L). Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan probe khusus. Jadi pada prinsipnya dalam kondisi gelap, agar tidak terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dan dalam suhu yang tetap selama lima hari, diharapkan hanya terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganime, sehingga yang terjadi hanyalah penggunaan oksigen, dan oksigen tersisa ditera sebagai DO5. Yang penting diperhatikan dalam hal ini adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa pada pengamatan hari kelima sehingga DO5 tidak nol. Bila DO5 nol maka nilai BOD tidak dapat ditentukan. Pada prakteknya, pengukuran BOD memerlukan kecermatan tertentu mengingat kondisi sampel atau perairan yang sangat bervariasi, sehingga kemungkinan diperlukan penetralan pH, pengenceran, aerasi, atau penambahan populasi bakteri. Pengenceran dan/atau aerasi diperlukan agar masih cukup tersisa oksigen pada hari kelima.  Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai bahan organik, maka analisis BOD memang cukup memerlukan waktu. Oksidasi biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik karbon mencapai 95 – 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 – 70 % bahan organik telah terdekomposisi. Lima hari inkubasi adalah kesepakatan umum dalam penentuan BOD. Bisa saja BOD ditentukan dengan menggunakan waktu inkubasi yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama waktu tersebut dalam nilai yang dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi atau memperbandingkan. Temperatur 20ºC dalam inkubasi juga merupakan temperatur standard. Temperatur 20ºC adalah nilai rata-rata temperatur sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang. Untuk daerah tropik seperti Indonesia, bisa jadi temperatur inkubasi ini tidaklah tepat. Temperatur perairan tropik umumnya berkisar antara 25–30ºC, dengan temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan. Ini adalah salah satu kelemahan lain BOD selain waktu penentuan yang lama tersebut. Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi. Peralatan reflux diperlukan untuk menghindari berkurangnya air sampel karena pemanasan. Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi, sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit ‘over estimate’ untuk gambaran kandungan bahan organik. Bilamana nilai BOD baru dapat diketahui setelah waktu inkubasi lima hari, maka nilai COD dapat segera diketahui setelah satu atau dua jam. Walaupun jumlah total bahan organik dapat diketahui melalui COD dengan waktu penentuan yang lebih cepat, nilai BOD masih tetap diperlukan. Dengan mengetahui nilai BOD, akan diketahui proporsi jumlah bahan organik yang mudah urai (biodegradable), dan ini akan memberikan gambaran jumlah oksigen yang akan terpakai untuk dekomposisi di perairan dalam sepekan (lima hari) mendatang. Lalu dengan memperbandingkan nilai BOD terhadap COD juga akan diketahui seberapa besar jumlah bahan-bahan organik yang lebih persisten yang ada di perairan.

Gambaran mengenai analisa air

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang didalamnya memuat baku mutu air tawar yang dibedakan dalam empat kelas. Juga telah ditetapkan baku mutu air laut melalui Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Didalam baku mutu air tersebut, tercakup semua parameter yang digunakan dalam baku mutu air limbah, termasuk BOD dan COD, ditambah parameter-parameter kualitas air lainnya, termasuk parameter biologi dan radio nuklida. Sebagai ilustrasi, dalam PP Nomor 28/2001 tersebut baku mutu BOD bagi perairan Kelas dua yang dipergunakan untuk rekreasi air dan budidaya perikanan (akuakultur) misalnya, adalah lebih kecil dari 3 mg/L, sedang baku mutu CODnya adalah lebih kecil dari 25 mg/L. Untuk air laut, sebagaimana dalam Kep. Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51/2004, baku mutu BOD untuk perairan bagi keperluan wisata bahari adalah 10 mg/L, sedangkan bagi biota laut baku mutu BOD adalah 20 mg/L. COD tidak termasuk parameter yang menjadi baku mutu air laut. Hal ini kemungkinan karena penentuan COD air laut relatif agak sulit sehubungan dengan interferensi atau gangguan keberadaan klorida (Cl) yang tinggi di air laut terhadap reaksi analitiknya. Bila kita cermati baku mutu air limbah nampak bahwa walaupun BOD dan COD terpakai sebagai parameter baku mutu air limbah dari hampir semua kegiatan, tetapi keberadaannya adalah bersama-sama dengan dua atau lebih parameter lain yang menjadi parameter kunci dari kualitas air limbah yaitu pH dan TSS (total suspended solids). Dengan demikian, bila misalnya nilai BOD dan COD suatu perairan masih normal atau memenuhi baku mutu, belum dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pencemaran, bila parameter kunci lainnya tidak diketahui. Karena bila mparameter lainnya telah meningkat dan melebihi baku mutu, maka berarti ada indikasi pencemaran di perairan. Hal ini dapat terjadi karena bila terdapat bahan-bahan toksik (beracun) di perairan, logam berat misalnya (Mays, 1996; APHA, 1989), nilai BOD bisa jadi rendah atau masih memenuhi baku mutu, pada hal dalam air atau perairan tersebut terkandung bahan beracun atau air telah tercemar. Sebaliknya, bila nilai BOD dan COD telah cukup tinggi dan melebihi baku mutu, maka sudah dapat diduga ada indikasi pencemaran bahan organik. Selain waktu analisis yang lama, kelemahan dari penentuan BOD lainnya diperlukannya benih bakteri (seed) yang
teraklimatisasi dan aktif dalam konsentrasi yang tinggi; diperlukan perlakuan pendahuluan tertentu bila perairan diindikasi mengandung bahan toksik; dan efek atau pengaruh dari organisme nitrifikasi (nitrifying organism) harus dikurangi. Meskipun ada kelemahan-kelemahan tersebut, BOD tetap digunakan sampai sekarang. Hal ini menurut Metcalf & Eddy (1991) karena beberapa alasan, terutama dalam hubungannya dengan pengolahan air limbah, yaitu
(1) BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan diperlukan untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi;
(2) untuk mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan limbah;
(3) untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan dalam pengolahan limbah; dan
(4) untuk mengetahui kesesuaiannya dengan batasan yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.

Karena nampaknya BOD akan tetap digunakan sampai beberapa waktu mendatang, maka penting untuk mengetahui sebanyak mungkin mengenai cara penentuannya berikut segala keterbatasan atau kelemahannya, terlepas dari berbagai kelemahannya tersebut, BOD masih cukup relevan untuk digunakan sebagai salah satu parameter kualitas air yang penting. Karena dengan melakukan uji BOD secara apa adanya, yakni dengan tidak memperhatikan ada tidaknya kandungan bahan toksik, sedikit atau banyaknya kandungan bakteri, tetapi dengan tetap melakukan pengenceran atau aerasi bilamana diperlukan dan inkubasi pada suhu setara suhu perairan, maka akan diperoleh suatu nilai BOD yang akan memberikan gambaran kemampuan alami perairan dalam mendegradasi bahan organik yang dikandungnya. Dari nilai tersebut akan dapat dilihat apakah kemampuan perairan dalam mendegradasi bahan organik masih cukup baik atau sudah sangat rendah. Bila rendah, berarti kemampuan pulih diri (self purification) perairan sudah sangat berkurang.
NEXT - BOD dan COD

1 komentar Analisa Air, Makanan, Minuman



AIR

AIR digolongkan menjadi 4 yaitu :
  1. Air tipe A : air yang diminum langsung tanpa pengolahan
  2. Air tipe B : air baku untuk air minum
  3. Air tipe C : air untuk peternakan dan perikanan
  4. Air tipe D : Air untuk keperluan pertanian, usaha perkotaan, industri dan PLTA

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.

Sumber air bersih

Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.
Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%.
Air permukaan/Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
 Air bawah tanah.
Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan. Sembilan puluh delapan  persen dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua persen sisanya adalah kelembaban tanah.
PENJELASAN AIR MINUM UNTUK KESEHATAN MANUSIA :
pH Air Minum  :
pH = Power of Hidrogen pH adalah satu metode untuk mengukur kandungan asam / basa (alkali) nilai zat tertentu, Nilai pada angka 7 adalah netral, pH Air Minum sangat berpengaruh bagi keseimbangan tubuh manusia 
Umumnya untuk menguji kualitas air minum, hanya dilakukan pengujian dengan TDS meter saja (Total Dissolved Solid) yang satuannya ppm, akan tetapi yang ideal adalah juga : berapa pH Air Minum yang dikonsumsi 
pH Tubuh manusia adalah 7.35, Banyak ahli Kesehatan mengatakan bahwa tubuh yang ber Alkali dapat mencegah berbagai macam penyakit degeneratif, termasuk Sel-sel kanker, yang dapat terbentuk dengan mudah dalam Tubuh yang bersifat Asam (pH dibawah 7).
Juga salah satu fungsi air adalah mendorong keluar racun dari dalam tubuh, sehingga dari Departemen Kesehatan merekomendasikan untuk pH air yang dikonsumsi adalah berkisar antara 6,5 – 8,5, Jika kita minum air dengan pH di bawah 6,5 itu adalah air yang sifatnya asam, dan hal itu adalah sangat kurang baik bagi tubuh.
Beberapa gajala yang biasanya terjadi jika darah bersifat Asam :
Gangguan pencernaan, rendahnya Energy, mudah capai, sakit serta rasa sakit pada sendi, kanker, dll.
Pada umumnya pH Air Minum hasil Mesin filter air minum adalah rendah (<6,5) sehingga disamping rasanya masam, juga kurang/tidak sehat bagi tubuh.
Dengan menggabungkan pola makan yang sehat dan minum air dengan nilai TDS yang rendah/air murni, serta pH yang serupa dengan nilai pH darah ( 7,35 ) , menyebabkan kesehatan lebih baik.
TDS (Kadar Larutan Padat yang terkandung dalam air) untuk Air Minum yang Sehat  :
TDS (Total Dissolved Solid) atau Jumlah Total Larutan Padat yang terkandung dalam air yang dikonsumsi sebaiknya adalah dibawah dari 50 ppm, dan yang terbaik adalah dibawah 10 ppm. Sebab hal itu akan membantu meringankan fungsi kerja Ginjal  yang dimana ginjal akan minim/ringan kerjanya dalam menyaring larutan padat tersebut.TDS air hujan adalah dibawah 005ppm.
Bahaya Rasa air minum RO yang pahit & Efek bagi tubuh kita :
Pada umumnya rasa air RO adalah lebih pahit dari air kemasan biasa Rasa pahit dari air yang diminum akan menstimulir getah empedu keluar, akibatnya akan mengganggu proses Detoksifikasi pada lever sehingga memperberat kerja metabolisme pada lever.
pH air minum yang Ideal (6,5 - 8,5) diikuti dengan TDS Air Minum yang rendah (< 25 ppm) dan rasa air minum yang amat segar serta tidak pahit akan menghasilkan Tubuh yang sehat.
Perundangan tentang air :
  1. UU Sumber Daya Air/Badan air No.7/tahun 2004
  2. Kepmenkes No.907/tahun 2002 tentang syarat dan pengawasan kualitas air minum
  3. PP No.20/tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
NEXT - Analisa Air, Makanan, Minuman

Sabtu, 20 Oktober 2012

Analisa Air, Makanan, dan Minuman ( Pemilihan Lokasi Pengambilan Contoh)


Pemilihan lokasi pengambilan contoh

  1. Dasar pertimbangan
tahap : mengumpulan data mengenai keadaan lingkungan, karakteristik dan pemanfaatan sumber air
Tiga dasar yang perlu dipertimbangkan :
      Kualitas air sebelum adanya pengaruh kegiatan manusia  
      Pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas air dan pengaruhnya untuk pemanfaatan trtentu
       Sumber-sumber pencemaran
B. Perencanaan lokasi pengambilan contoh
v   Pertimbangan kegunaan data
Tahap pertama : mengetahui kegunaan data kualitas air yang akan dipantau
Kegunaan :
      sumber informasi mengenai potensi kualitas
      penyelidikan dan pengkajian pengaruh lingkungan terhadap kualitas air dan pencemaran air;
      sumber data untuk keperluan penelitian;
      perlindungan terhadap pemakai;
      pengawasan terjadinya kasus pencemaran
      pertimbangan beban pencemaran yang dibuang
v   Pertimbangan pemanfaatan sumber air
Di lokasi-lokasi yang kualitas airnya sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan tertentu dan lokasi beresiko tinggi diperlukan pemantauan kualitas air yang dilakukan secara intensif.         
v   Pertimbangan sarana pengambilan contoh
            Sarana yg dapat dimanfaatkan:
            - Jembatan
            - Pos pengukur debit air
            - Bendung
v   Penentuan lokasi pengambilan contoh
      Lokasi pengambilan contoh ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat diketahui kualitas air alamiah dan perubahan kualitas air yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
      Untuk perlindungan terhadap pemakai sumber air, diperlukan lokasi pengukuran pada setiap pemanfaatan sumber air


Read more...

Freeman Sheldon Syndrome


Freeman-Sheldon Sindrom


Freeman-Sheldon Sindrom (FSS) di sebut juga Whistling face (wajah bersiul), arthrogryposis tipe 2A distal (DA2A), displasia craniocarpotarsal (atau distrofi), Cranio-Carpo-tarsal sindrom, Windmill-Vane-tangan sindrom. Ini merupakan kasus yang sangat jarang yang disebabkan kelainan kongenital yang ditandai dengan wajah dismorfik disertai kelainan tulang dan kontraktur sendi. Freeman-Sheldon sindrom dapat disebabkan oleh mutasi pada gen MYH3. Gen MYH3 menyediakan instruksi untuk membuat protein yang disebut embrio otot skeletal myosin rantai berat 3. Mutasi gen yang menyebabkan MYH3 Freeman-Sheldon sindrom kemungkinan mengganggu fungsi otot rangka embrio myosin rantai berat 3 protein, mengurangi kemampuan sel otot janin.

Diagnosis
Diagnosis FSS ditegakkan hanya berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik ; wajah yang khas / dismorfik di sertai kelainan tulang dan kontraktur sendi dengan wajah yang spesifik.

Gejala Klinik
Ada 3 kelainan dasar yang khas pada FS : microstomia dengan bibir bersiul, camptodactily dengan deviasi tulang ulna dan talipes equinovarus. Kelainan wajah yang sangat khas, kening menonjol seperti tanduk, mata cekung / terbenam, telecanthus, hidung pendek dan lobang hidung kecil, palatum tinggi dan mikros tomia dan mikro glossia. Jaringan ikat muka kontraktur menyebabkan muka seperti orang bersiul. Dispagia, gagal tumbuh, keterlambatan perkembangan dan kesukaran bernapas disebabkan kelainan struktur oroparing dan saluran napas atas sering terjadi. Deformitas tangan sering terjadi ; deviasi jari kelingking, hipoplasia ibu jari tangan dan kontraktur antara jari-jari. Sering terjadi mental retardasi jika terjadi kelainan pada susunan saraf pusat. Pasien FSS biasanya bicara gagap, sering di anggap hipoacusis.

Referensi
repository.unand.ac.id
http://ghr.nlm.nih.gov/condition/freeman-sheldon-syndrome


Read more...

Cat Eye Syndrome


Cat Eye Syndrome






Cat Eye Syndrome adalah suatu kondisi jarang yang disebabkan oleh lengan pendek (p) dan bagian kecil dari lengan panjang (q) dari kromosom manusia 22 yang menjadi tiga (trisomi) atau empat (tetrasomic) bukan biasanya dua kali. Istilah "Cat Eye Syndrome" muncul karena adanya penampilan tertentu dari colobomas vertikal di mata beberapa pasien. Namun, lebih dari setengah dari pasien Cat Eye Syndrome tidak memiliki sifat ini.

Genetika
Penambahan 22 kromosom biasanya timbul secara spontan. Ini kemungkinan berasal dari keturunan dan orang tua yang mungkin tidak menunjukkan gejala fenotipe dari sindrom ini.
Daerah kromosom
yang termasuk dalam Syndrome Eye Cat "daerah kritis" adalah 22pter → Q11.
Cat eye syndrome juga disebut :
·      Chromosome 22, Inverted Duplication (22pter-22q11)
·      Chromosome 22, Partial Tetrasomy (22pter-22q11)
·      Chromosome 22, Partial Trisomy (22pter-22q11)
·      Schmid-Fraccaro Syndrome
Karakteristik                          

Abnormal obstruction pada anus
Unilateral atau bilateral iris coloboma
Downward-slanting Palpebral fissures (bukaan antara kelopak mata atas dan bawah)
Cardiac defects
Short stature
Masalah Scoliosis/Skeletal
Keterbelakangan mental
 Micrognathia (rahang kecil)
Hernia
Langit-langit yg terbelah
Malformasi jarang dapat mempengaruhi hampir setiap organ

Diagnosis

Bayi lahir dengan beberapa keanehan yang meliputi kecerdasan agak terganggu, gangguan jantung, gangguan ginjal, perawakan pendek, dan - jarang - tidak adanya pembukaan dubur. Penyakit langka ini dibedakan dengan melihat retina, iris atau jaringan lain pada mata. Iris yang cacat ini membuatnya tampak mirip dengan kucing. Diagonis biasanya berdasarkan pada gejala yang timbul. Pengujian genetik dapat menunjukkan adanya cacat genetik tertentu dalam kromosom 22 (tiga kali lipat atau empat kali lipat dari bagian kromosom) yang berhubungan dengan sindrom.

Pengobatan
Pengobatan Cat Eye Syndrome berfokus pada gejala individu yang dimiliki. Beberapa anak mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki cacat lahir pada anus atau jantung. Harapan hidup tidak berkurang secara signifikan pada individu-individu yang tidak memiliki masalah yang mengacam jiwanya (misal cacat jantung yang berat).

Referensi
en.wikipedia.org/wiki/Cat_eye_syndrome
http://rarediseases.about.com/od/chromosomedisorders/a/cateyesyndrome.html


Read more...

BOD dan COD


BOD DAN COD SEBAGAI PARAMETER PENCEMARAN AIR
DAN BAKU MUTU AIR LIMBAH


Pengertian BOD dan COD

BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik. Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter). BOD dapat diartikan sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
Sedangkan COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air.Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit diurai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.

Metode pengukuran BOD dan COD

Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20ºC) yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOi dan DO5 (DOi - DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L). Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan probe khusus. Jadi pada prinsipnya dalam kondisi gelap, agar tidak terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dan dalam suhu yang tetap selama lima hari, diharapkan hanya terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganime, sehingga yang terjadi hanyalah penggunaan oksigen, dan oksigen tersisa ditera sebagai DO5. Yang penting diperhatikan dalam hal ini adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa pada pengamatan hari kelima sehingga DO5 tidak nol. Bila DO5 nol maka nilai BOD tidak dapat ditentukan. Pada prakteknya, pengukuran BOD memerlukan kecermatan tertentu mengingat kondisi sampel atau perairan yang sangat bervariasi, sehingga kemungkinan diperlukan penetralan pH, pengenceran, aerasi, atau penambahan populasi bakteri. Pengenceran dan/atau aerasi diperlukan agar masih cukup tersisa oksigen pada hari kelima.  Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai bahan organik, maka analisis BOD memang cukup memerlukan waktu. Oksidasi biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik karbon mencapai 95 – 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 – 70 % bahan organik telah terdekomposisi. Lima hari inkubasi adalah kesepakatan umum dalam penentuan BOD. Bisa saja BOD ditentukan dengan menggunakan waktu inkubasi yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama waktu tersebut dalam nilai yang dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi atau memperbandingkan. Temperatur 20ºC dalam inkubasi juga merupakan temperatur standard. Temperatur 20ºC adalah nilai rata-rata temperatur sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang. Untuk daerah tropik seperti Indonesia, bisa jadi temperatur inkubasi ini tidaklah tepat. Temperatur perairan tropik umumnya berkisar antara 25–30ºC, dengan temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan. Ini adalah salah satu kelemahan lain BOD selain waktu penentuan yang lama tersebut. Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi. Peralatan reflux diperlukan untuk menghindari berkurangnya air sampel karena pemanasan. Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi, sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit ‘over estimate’ untuk gambaran kandungan bahan organik. Bilamana nilai BOD baru dapat diketahui setelah waktu inkubasi lima hari, maka nilai COD dapat segera diketahui setelah satu atau dua jam. Walaupun jumlah total bahan organik dapat diketahui melalui COD dengan waktu penentuan yang lebih cepat, nilai BOD masih tetap diperlukan. Dengan mengetahui nilai BOD, akan diketahui proporsi jumlah bahan organik yang mudah urai (biodegradable), dan ini akan memberikan gambaran jumlah oksigen yang akan terpakai untuk dekomposisi di perairan dalam sepekan (lima hari) mendatang. Lalu dengan memperbandingkan nilai BOD terhadap COD juga akan diketahui seberapa besar jumlah bahan-bahan organik yang lebih persisten yang ada di perairan.

Gambaran mengenai analisa air

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang didalamnya memuat baku mutu air tawar yang dibedakan dalam empat kelas. Juga telah ditetapkan baku mutu air laut melalui Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Didalam baku mutu air tersebut, tercakup semua parameter yang digunakan dalam baku mutu air limbah, termasuk BOD dan COD, ditambah parameter-parameter kualitas air lainnya, termasuk parameter biologi dan radio nuklida. Sebagai ilustrasi, dalam PP Nomor 28/2001 tersebut baku mutu BOD bagi perairan Kelas dua yang dipergunakan untuk rekreasi air dan budidaya perikanan (akuakultur) misalnya, adalah lebih kecil dari 3 mg/L, sedang baku mutu CODnya adalah lebih kecil dari 25 mg/L. Untuk air laut, sebagaimana dalam Kep. Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51/2004, baku mutu BOD untuk perairan bagi keperluan wisata bahari adalah 10 mg/L, sedangkan bagi biota laut baku mutu BOD adalah 20 mg/L. COD tidak termasuk parameter yang menjadi baku mutu air laut. Hal ini kemungkinan karena penentuan COD air laut relatif agak sulit sehubungan dengan interferensi atau gangguan keberadaan klorida (Cl) yang tinggi di air laut terhadap reaksi analitiknya. Bila kita cermati baku mutu air limbah nampak bahwa walaupun BOD dan COD terpakai sebagai parameter baku mutu air limbah dari hampir semua kegiatan, tetapi keberadaannya adalah bersama-sama dengan dua atau lebih parameter lain yang menjadi parameter kunci dari kualitas air limbah yaitu pH dan TSS (total suspended solids). Dengan demikian, bila misalnya nilai BOD dan COD suatu perairan masih normal atau memenuhi baku mutu, belum dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pencemaran, bila parameter kunci lainnya tidak diketahui. Karena bila mparameter lainnya telah meningkat dan melebihi baku mutu, maka berarti ada indikasi pencemaran di perairan. Hal ini dapat terjadi karena bila terdapat bahan-bahan toksik (beracun) di perairan, logam berat misalnya (Mays, 1996; APHA, 1989), nilai BOD bisa jadi rendah atau masih memenuhi baku mutu, pada hal dalam air atau perairan tersebut terkandung bahan beracun atau air telah tercemar. Sebaliknya, bila nilai BOD dan COD telah cukup tinggi dan melebihi baku mutu, maka sudah dapat diduga ada indikasi pencemaran bahan organik. Selain waktu analisis yang lama, kelemahan dari penentuan BOD lainnya diperlukannya benih bakteri (seed) yang
teraklimatisasi dan aktif dalam konsentrasi yang tinggi; diperlukan perlakuan pendahuluan tertentu bila perairan diindikasi mengandung bahan toksik; dan efek atau pengaruh dari organisme nitrifikasi (nitrifying organism) harus dikurangi. Meskipun ada kelemahan-kelemahan tersebut, BOD tetap digunakan sampai sekarang. Hal ini menurut Metcalf & Eddy (1991) karena beberapa alasan, terutama dalam hubungannya dengan pengolahan air limbah, yaitu
(1) BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan diperlukan untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi;
(2) untuk mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan limbah;
(3) untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan dalam pengolahan limbah; dan
(4) untuk mengetahui kesesuaiannya dengan batasan yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.

Karena nampaknya BOD akan tetap digunakan sampai beberapa waktu mendatang, maka penting untuk mengetahui sebanyak mungkin mengenai cara penentuannya berikut segala keterbatasan atau kelemahannya, terlepas dari berbagai kelemahannya tersebut, BOD masih cukup relevan untuk digunakan sebagai salah satu parameter kualitas air yang penting. Karena dengan melakukan uji BOD secara apa adanya, yakni dengan tidak memperhatikan ada tidaknya kandungan bahan toksik, sedikit atau banyaknya kandungan bakteri, tetapi dengan tetap melakukan pengenceran atau aerasi bilamana diperlukan dan inkubasi pada suhu setara suhu perairan, maka akan diperoleh suatu nilai BOD yang akan memberikan gambaran kemampuan alami perairan dalam mendegradasi bahan organik yang dikandungnya. Dari nilai tersebut akan dapat dilihat apakah kemampuan perairan dalam mendegradasi bahan organik masih cukup baik atau sudah sangat rendah. Bila rendah, berarti kemampuan pulih diri (self purification) perairan sudah sangat berkurang.
Read more...

Analisa Air, Makanan, Minuman



AIR

AIR digolongkan menjadi 4 yaitu :
  1. Air tipe A : air yang diminum langsung tanpa pengolahan
  2. Air tipe B : air baku untuk air minum
  3. Air tipe C : air untuk peternakan dan perikanan
  4. Air tipe D : Air untuk keperluan pertanian, usaha perkotaan, industri dan PLTA

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.

Sumber air bersih

Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.
Air tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%.
Air permukaan/Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
 Air bawah tanah.
Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan. Sembilan puluh delapan  persen dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua persen sisanya adalah kelembaban tanah.
PENJELASAN AIR MINUM UNTUK KESEHATAN MANUSIA :
pH Air Minum  :
pH = Power of Hidrogen pH adalah satu metode untuk mengukur kandungan asam / basa (alkali) nilai zat tertentu, Nilai pada angka 7 adalah netral, pH Air Minum sangat berpengaruh bagi keseimbangan tubuh manusia 
Umumnya untuk menguji kualitas air minum, hanya dilakukan pengujian dengan TDS meter saja (Total Dissolved Solid) yang satuannya ppm, akan tetapi yang ideal adalah juga : berapa pH Air Minum yang dikonsumsi 
pH Tubuh manusia adalah 7.35, Banyak ahli Kesehatan mengatakan bahwa tubuh yang ber Alkali dapat mencegah berbagai macam penyakit degeneratif, termasuk Sel-sel kanker, yang dapat terbentuk dengan mudah dalam Tubuh yang bersifat Asam (pH dibawah 7).
Juga salah satu fungsi air adalah mendorong keluar racun dari dalam tubuh, sehingga dari Departemen Kesehatan merekomendasikan untuk pH air yang dikonsumsi adalah berkisar antara 6,5 – 8,5, Jika kita minum air dengan pH di bawah 6,5 itu adalah air yang sifatnya asam, dan hal itu adalah sangat kurang baik bagi tubuh.
Beberapa gajala yang biasanya terjadi jika darah bersifat Asam :
Gangguan pencernaan, rendahnya Energy, mudah capai, sakit serta rasa sakit pada sendi, kanker, dll.
Pada umumnya pH Air Minum hasil Mesin filter air minum adalah rendah (<6,5) sehingga disamping rasanya masam, juga kurang/tidak sehat bagi tubuh.
Dengan menggabungkan pola makan yang sehat dan minum air dengan nilai TDS yang rendah/air murni, serta pH yang serupa dengan nilai pH darah ( 7,35 ) , menyebabkan kesehatan lebih baik.
TDS (Kadar Larutan Padat yang terkandung dalam air) untuk Air Minum yang Sehat  :
TDS (Total Dissolved Solid) atau Jumlah Total Larutan Padat yang terkandung dalam air yang dikonsumsi sebaiknya adalah dibawah dari 50 ppm, dan yang terbaik adalah dibawah 10 ppm. Sebab hal itu akan membantu meringankan fungsi kerja Ginjal  yang dimana ginjal akan minim/ringan kerjanya dalam menyaring larutan padat tersebut.TDS air hujan adalah dibawah 005ppm.
Bahaya Rasa air minum RO yang pahit & Efek bagi tubuh kita :
Pada umumnya rasa air RO adalah lebih pahit dari air kemasan biasa Rasa pahit dari air yang diminum akan menstimulir getah empedu keluar, akibatnya akan mengganggu proses Detoksifikasi pada lever sehingga memperberat kerja metabolisme pada lever.
pH air minum yang Ideal (6,5 - 8,5) diikuti dengan TDS Air Minum yang rendah (< 25 ppm) dan rasa air minum yang amat segar serta tidak pahit akan menghasilkan Tubuh yang sehat.
Perundangan tentang air :
  1. UU Sumber Daya Air/Badan air No.7/tahun 2004
  2. Kepmenkes No.907/tahun 2002 tentang syarat dan pengawasan kualitas air minum
  3. PP No.20/tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
Read more...

Followers

 

Luky's Blog | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform